Bila Allah
menjadi mata yang digunakan untuk melihat
Dia akan
menjadi tangan yang digunakan untuk memegang
Dia akan menjadi
kaki yang digunakan untuk melangkah
Dia akan
menjadi telinga uyang digunakan untuk mendengar
Setiap langkah diiringi dengan
redhaNya
Allah menjaganya
daripada perbuatan fahsya’ dan mungkar
Allah yang
menjadi setiap pancainderanya
Ertinya, segala
yang dilakukan adalah apa yang di sukaiNya, mendapat redhaNya
Bila tersungkur, terjatuh,
lekas-lekas kita bangun!
Kita berdiri
dan bangkit lagi
Bangun dan
melantun lebih tinggi!
Jauh lebih
tinggi dari tempat jatuhnya tadi
Jangan pernah
buruk sangka dengan Dia
Bila kita bermaksiat dalam ketaatan
kita,
Jangan sangka
Allah dah benci kita
Tak nak dengar
rayuan kita
Tak nak dengar
rintihan dan pengakuan kita
Tak.. takk…
bukan macam tu
Allah pastinya
murka pada kemaksiatan yang kita lakukan
Tapi bukankah
ampunanNya lebih mendahului seksaanNya?
Pintu mana yang nak ku ketuk? Pastinya pintu ampunanMu..
Tali manakah
harus harus ku berpaut? Pastinya tali agamaMu
Tiada kiblat
akan ku hadapkan wajahku selain kaa’bahMu
Menanti hari
saat aku bertemu denganMu, kekasih, pencinta yang agung!
Matikan aku
dalam ketaatan kepadaMu,
Ya wadud,
Kuatkan azamku,
hatiku untuk mencintaiMu
Sudilah engkau
ya Rabb, mencintaiku walau sedebu.
Dari hati yang kehausan
No comments:
Post a Comment